MANUSIA DAN KEINDAHAN
TUGAS IBD
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Nama : Wira
Hidayatullah
Kelas : 1IA17
NPM : 57415177
MANUSIA
Manusia atau orang dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti “manusia yang
tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Hubungan
manusia dan keindahan itu sendiri :
Hubungan
manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara
otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut
adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang
telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia
tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan
akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat,
dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan
ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan
budi merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal
dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja
berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari
sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal
dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai
dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau
keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi
jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan
kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi
bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak
lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada
hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu
manusia merasakan nyaman hidupnya. Melalui suasana . keindahan itu
perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu.
Dengan
adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk
mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal
tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya
kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain itu
manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur
dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia
sangat memerlukan estetika ini.
KEINDAHAN
Kata
keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
(meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan,
danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung,
rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan
sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik
dengankebenaran.
Menurut The
Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa
Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”,
Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”.
Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk
pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis
“bellum”.
Selain itu
menurut luasnya dibedakan pengertian:
- Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya
The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum
yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan.
. Jadi
pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
- keindahan seni
- keindahan alam
- keindahan moral
- keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan
dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan
dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan
kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang
berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras
dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
- Nilai estetik
Dalam rangka
teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan
dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai
ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala
sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam
”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai
sebagai berikut :
”The
believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any
object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan
yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia.
Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu
berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus
dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan
bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada
suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu
ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi penggolongan
yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai
ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk
sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang
bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri
dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsi:
- Nilai intrinsik
Nilai
intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu
tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi
yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut
nilai intrinsik .
Pengelompokan-pengelompokan
pengertian keindahan dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut
ini :
- Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
- Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
- Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer)
- Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
- Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury).
- Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
- Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis)
- Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang
merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil
penciptaan.
Ekstansi
adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah.
Manusia
menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami
tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau
pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan
manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain
sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan
kehidupan manusia.
KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan
sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur
perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian
atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian
perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau
nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah,
panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita
dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam
keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan
merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang
serasi.
Teori
estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena
manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya
sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est
Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
- Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena
keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya
seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
- Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif.
Artinya
kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia
dan objek substansi.
- C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
Daftar
Pustaka:
- https://corneliaagassi.wordpress.com/2012/11/06/hubungan-manusia-dan-keindahan/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
- https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/04/manusia-dan-keindahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar